Paris Saint-Germain berhasil meraih Piala Super UEFA setelah mengalahkan Tottenham Hotspur lewat adu penalti dalam pertandingan dramatis di Stadio Friuli, Udine. GOAL CLUBS, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Meski tertinggal 2-0 hingga menit ke-85, PSG berhasil menyamakan kedudukan di menit-menit akhir lewat gol Lee Kang-in dan Goncalo Ramos. Luis Enrique mengakui timnya tidak bermain maksimal dan menganggap Tottenham lebih pantas menang.
Pelatih PSG itu menyoroti perbedaan kebugaran antara kedua tim. Sementara Tottenham sudah berlatih selama enam minggu, PSG baru memulai persiapan pramusim enam hari sebelumnya setelah berlaga di Piala Dunia Antarklub. “Kami sangat beruntung bisa mencetak dua gol di akhir pertandingan,” ujar Enrique.
Adu penalti berlangsung sengit setelah kedua tim bermain imbang 2-2. Tottenham sempat unggul 2-0 dalam adu penalti, tetapi kegagalan Micky van de Ven dan Mathys Tel dimanfaatkan PSG untuk bangkit. Nuno Mendes menjadi pahlawan dengan mencetak penalti penentu, sementara kiper baru Lucas Chevalier menyelamatkan satu tendangan penting.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Kinerja Kontroversial Kiper Baru PSG
Lucas Chevalier, kiper baru Paris Saint-Germain yang didatangkan dari Lille, membuat debut kontroversial. Ia sempat bersalah dalam dua gol Tottenham, termasuk kegagalan menangkap sundulan Cristian Romero. Namun, ia menebus kesalahan dengan menyelamatkan penalti Van de Ven di adu penalti, menjadi kunci kemenangan PSG.
Kepercayaan Enrique pada Chevalier mengejutkan banyak pihak, mengingat Gianluigi Donnarumma—kiper utama sebelumnya—tidak dibawa ke Italia. Keputusan ini semakin menguatkan spekulasi bahwa Donnarumma akan segera hengkang dari PSG. “Chevalier menunjukkan mental kuat yang dibutuhkan di klub besar seperti PSG,” puji Enrique.
Meski performanya belum sempurna, penyelamatan Chevalier di adu penalti menjadi momen penting. Vitinha, gelandang PSG, memuji semangat tim: “Ini bukti kekuatan tim. Ketika satu orang gagal, yang lain harus bangkit, dan itulah yang kami lakukan.”
Baca Juga: Vitinha: PSG Menemukan Kualitas Tanpa Kehadiran Mbappe
Kritik Luis Enrique terhadap Performa Tim
Luis Enrique secara terbuka mengkritik performa PSG, menyebut mereka “tidak pantas menang” meski akhirnya membawa pulang trofi. Ia mengakui Tottenham bermain lebih baik dan menguasai pertandingan selama 80 menit. “Mereka pantas menang, tetapi sepak bola terkadang tidak adil,” ujarnya.
Enrique menekankan bahwa timnya masih dalam tahap pemulihan fisik setelah jeda panjang. Namun, ia memuji mental pemain yang pantang menyerah hingga detik terakhir. Gol Lee Kang-in dan Ramos di injury time menjadi bukti tekad PSG untuk tetap bersaing meski dalam kondisi tidak ideal.
Kemenangan ini menjadi awal positif bagi PSG di era Luis Enrique, tetapi pelatih Spanyol itu menyadari masih banyak pekerjaan rumah. “Kami harus meningkatkan kebugaran dan permainan jika ingin bersaing di level tertinggi,” tegasnya.
Implikasi Kemenangan bagi Masa Depan PSG
Kemenangan dramatis ini bisa menjadi momentum penting bagi PSG di musim baru. Keberhasilan Chevalier di bawah mistar gawang mungkin memengaruhi keputusan klub mengenai masa depan Donnarumma. Jika kiper Italia itu benar-benar pergi, PSG harus mencari pengganti yang lebih berpengalaman.
Selain itu, mentalitas tim yang ditunjukkan di menit-menit akhir patut diapresiasi. Kemampuan bangkit dari keterpurukan menjadi modal berharga untuk menghadapi tantangan musim depan, termasuk di Liga Champions.
Namun, Enrique tetap realistis. “Kami memenangkan trofi, tetapi ini bukan pertandingan terbaik kami,” katanya. PSG perlu segera memperbaiki kelemahan sebelum menghadapi tantangan yang lebih berat di Ligue 1 dan kompetisi Eropa. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik goalclubs.org.