Piala Dunia 2034: Dubes Arab Saudi Tegaskan Tak Boleh Ada Alkohol untuk Penggemar

Bagikan

Penggemar yang menghadiri Piala Dunia 2034 di Arab Saudi tidak akan diizinkan minum alkohol, kata duta besar negara itu untuk Inggris.

Piala Dunia 2034: Dubes Arab Saudi Tegaskan Tak Boleh Ada Alkohol untuk Penggemar

Pangeran Khalid bin Bandar Al Saud mengatakan mereka yang bepergian ke turnamen tersebut harus menghormati budaya negara Teluk itu dan bahwa alkohol tidak akan dijual di mana pun selama acara berlangsung, termasuk di hotel. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik GOAL CLUBS.

Kepastian Larangan Alkohol di Piala Dunia 2034 Arab Saudi

​Sudah dipastikan, Piala Dunia 2034 di Arab Saudi akan berbeda dari piala dunia sebelumnya karena tidak akan ada alkohol bagi para penggemar​. Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris Raya secara tegas menyatakan bahwa minuman beralkohol tidak akan tersedia bagi siapa pun yang datang untuk menonton pertandingan.

Keputusan ini diambil dengan maksud untuk menghormati aturan dan budaya yang berlaku di Arab Saudi, sebuah negara yang memiliki aturan ketat terkait peredaran alkohol. Keputusan ini berarti bahwa para penggemar sepak bola yang datang dari berbagai negara harus bersiap untuk menikmati Piala Dunia tanpa kehadiran bir atau minuman beralkohol lainnya.

Pangeran Khalid bin Bandar Al Saud, sang duta besar, menekankan bahwa semua orang harus menghormati budaya Arab Saudi selama berada di sana. Ini termasuk tidak hanya soal alkohol, tetapi juga aspek lain dari kehidupan yang mungkin berbeda dari negara asal mereka.

Larangan ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia olahraga di Arab Saudi. Sebelumnya, sudah ada lebih dari seratus acara olahraga yang sukses diselenggarakan di sana tanpa alkohol. Para penggemar tetap bisa menikmati berbagai hiburan lain seperti seni, musik, dan budaya yang ditawarkan oleh Arab Saudi.

Alasan di Balik Larangan Alkohol

Ada beberapa alasan utama mengapa Arab Saudi memutuskan untuk melarang alkohol selama Piala Dunia 2034. Yang paling utama adalah karena negara ini memiliki aturan yang sangat ketat terhadap alkohol, sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang dianut oleh mayoritas penduduknya. Aturan ini bukan hanya berlaku untuk acara besar seperti Piala Dunia. Namun tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Arab Saudi.

Selain itu, pemerintah Arab Saudi juga ingin menunjukkan identitas dan budaya mereka kepada dunia. Dengan melarang alkohol, mereka ingin menegaskan bahwa kesenangan dan kebersamaan dapat diraih tanpa harus melibatkan minuman keras. Mereka ingin para pengunjung merasakan pengalaman yang unik dan berbeda, yang mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di Arab Saudi.

Keputusan ini juga didasari oleh pengalaman dari Piala Dunia 2022 di Qatar. Meskipun awalnya ada rencana untuk memperbolehkan alkohol di area tertentu, pada akhirnya Qatar memutuskan untuk melarang penjualan alkohol di stadion. Dari kejadian itu, FIFA belajar bahwa penting untuk menghormati aturan dan budaya tuan rumah, dan Arab Saudi pun mengikuti jejak tersebut.

Baca Juga: Siapa Pencetak Gol Terbanyak dalam Sejarah Liga Primer?

Dampak Larangan Alkohol bagi Penggemar

Bagi sebagian penggemar sepak bola, larangan alkohol ini mungkin menjadi tantangan. Minum bir atau alkohol seringkali menjadi bagian dari tradisi menonton pertandingan, terutama bagi mereka yang datang dari Eropa atau Amerika Latin. Namun, mereka harus memahami dan menghormati aturan yang berlaku di Arab Saudi.

Namun, larangan ini juga bisa membawa dampak positif. Tanpa alkohol, suasana di stadion dan sekitar area pertandingan diharapkan menjadi lebih aman dan nyaman bagi semua orang, termasuk keluarga dan anak-anak. Potensi keributan atau tindakan tidak menyenangkan akibat pengaruh alkohol bisa diminimalkan, sehingga semua orang bisa menikmati pertandingan dengan lebih tenang.

Selain itu, penggemar juga bisa lebih fokus untuk menikmati pertandingan dan merasakan pengalaman budaya yang ditawarkan oleh Arab Saudi. Ada banyak cara lain untuk bersenang-senang dan merayakan Piala Dunia, seperti mencoba makanan lokal. Lalu menikmati musik tradisional, atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Ini adalah kesempatan untuk membuka diri terhadap hal-hal baru dan memperkaya pengalaman perjalanan.

Persiapan Arab Saudi Menjelang Piala Dunia 2034

Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034, Arab Saudi tengah berbenah diri untuk menyambut jutaan penggemar dari seluruh dunia. Pemerintah Arab Saudi berencana membangun 15 stadion berteknologi canggih yang tersebar di lima kota. Delapan di antaranya akan berada di Riyadh, empat di Jeddah, dan sisanya di kota-kota lain. Stadion-stadion ini tidak hanya megah, tetapi juga ramah lingkungan dan sesuai dengan standar internasional.

Selain stadion, Arab Saudi juga meningkatkan infrastruktur transportasi. Bandara diperluas, jaringan kereta api berkecepatan tinggi dibangun, dan layanan transportasi umum ditingkatkan untuk memudahkan mobilitas para penggemar antar kota. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua orang dapat bergerak dengan nyaman dan efisien selama berada di Arab Saudi.

Tidak hanya itu, Arab Saudi juga mempersiapkan berbagai acara hiburan dan budaya untuk memeriahkan Piala Dunia. Fan zone akan dibangun di setiap kota tuan rumah, menawarkan berbagai aktivitas menarik seperti konser musik, pertunjukan seni, dan pameran budaya. Ini adalah cara untuk memperkenalkan kekayaan budaya Arab Saudi kepada dunia dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.

Kontroversi dan Dukungan untuk Piala Dunia 2034 di Arab Saudi

Penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 tidak lepas dari kontroversi. Beberapa organisasi hak asasi manusia mengkritik keputusan FIFA karena catatan hak asasi manusia di Arab Saudi yang dinilai masih perlu banyak perbaikan. Mereka khawatir bahwa Piala Dunia akan digunakan sebagai alat untuk “sportswashing,” yaitu memperbaiki citra negara melalui olahraga.

Namun, FIFA membela diri dengan mengatakan bahwa mereka telah melakukan evaluasi yang cermat terhadap tawaran Arab Saudi dan memberikan skor tertinggi dari semua kandidat. FIFA juga percaya bahwa Piala Dunia dapat menjadi katalisator untuk reformasi sosial dan hak asasi manusia di Arab Saudi. Mereka berharap bahwa turnamen ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat Arab Saudi dan kawasan sekitarnya.

Terlepas dari kontroversi, banyak pihak yang mendukung penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Duta Besar Qatar untuk Arab Saudi bahkan memberikan dukungan penuh untuk tawaran tersebut. Mereka percaya bahwa Arab Saudi memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menyelenggarakan Piala Dunia yang sukses dan berkesan. Piala Dunia 2034 diharapkan menjadi ajang untuk mempromosikan perdamaian, persahabatan, dan pemahaman antar budaya. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya.